Home » » Misteri Tragedi Bintaro

Misteri Tragedi Bintaro



Kecelakaan Bintaro 2013

Menurut, Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar, bahwa informasi awal tentang penyebab tabrakan truk tangki pengangkut Pertamina dengan KRL Commuter Line, adalah saat kereta tengah melintas, mobil tangki menerobos perlintasan sehingga terjadi tabrakan.

Itu, baru informasi awak; oleh sebab itu Masbes Polri akan bekerja sama dengan polisi akan bekerjasama dengan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) untuk menyelidiki penyebab kecelakaan, sehingga menjadi semakin jelas.

Sayangnya, sebelum pernyataan dan penjelasan resmsi dari aparat yang berwenang, publik telah mempunyai pendapat sendiri.

Bahkan, ada yang yang lebih seru; menurut mereka, penyebab kecelakan tersebut ada hubungan dengan vonis terhadap mantan presiden PKS. Tak sedikit orang di media sosial, yang berpendapat seperti itu. [mudah-mudahan anda yang baca, tak ikut-ikutan seperi mereka]




Agaknya mernurut pecinta matan presiden PKS, vonis Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menjatuhkan vonis 16 tahun penjara kepada Luthfi Hasan Ishaaq, merupakan sesuatu yang salah, tidak adil, tak benar, dan tak direstui Allah. Oleh sebab itu, Sang Khalik memberi terguran; dan terguran tersebut berupa tragedi bintaro Des 2013.

Di samping itu, mantan Presiden PKS itu, harus membayar denda Rp 1 M, jika tidak maka akan ditanah hukuman satu tahun penjara.

Benar tidaknya keputusan pengadilan serta betul salahnya tragedi Bintaro Des 2013 sebagai peringatan dari Allah terhadap ketidakadilan tersebut (tentu menurut orang-orang PKS); tergantung anda menilainya serta fokus perhatian dirimu.

Lepas dari semuanya di atas; jika mendengar dan melihat (dari tv dan image), maka, bagiku, Truk Tangki BBM menabrak KRl-Commuter Line tersebut, sebagai suatu waktu pasti akan terjadi. Alasan kusebut suatu waktu pasti akan terjadi, karena berdasar pengalaman.

Dalam suatu perjalanan dari Jakarta ke Jogya dengan kendaraan darat, melalui Bandung, Tasik, dan jalur Selatan. Ini perjalanan soreh/malam hari. Dengan jelas melihat truk-truk tangki pengangkut BBM (dari tangkinya tertulis PERTAMINA) yang mudah terbakar, beriringan, dengan kecepatan tinggi; mereka menyalip kenderaan di depan dan samping. Ulah para sopir truk tangi BBM Pertamina tersebut, menjadikan kendaran lain, termasuk bus-bus besar (Bus Malam) menepi, dan memberi jalan kepada mereka. Tak sedikit dari antara truk-truk tersebut, setelah melewati kendaraan lainnya, mereka melakukan zig-zak kecil, yang cukup mengganggu kendaraan di belakangnya.

Mengapa mereka seperti itu!? Cuma ada satu alasan, menurutku, adalah tergesa-gesa dan mengejar setoran dan waktu. Atau ada alasan lain!? Entahlah.

Dengan demikian jika ada Truk Tangki BBM Pertamina yang kemarinmenabrak KRL-Commuter Line, maka itu bukan kesalahan KRL-CL, namun semata-mata akibat ketidakdisiplinan sopir truk tangki BBM.

Setelah kejadian di Bintaro, diharapkan Pertamina melakukan evaluasi terhadap para sopir armada truk tangki pengangkut BBM, yang biasanya dikontrakkan ke pihak lain. Walau truk-truk pengangkut BBM tersebut milik kontraktor dan sub-kontaktor, masyarakat hanya tahu bahwa armada pengangkut BBM tersebut milik Pertamina; dan jika ada sesuatu yang terjadi maka Pertamina yang disalahkan atau menjadi tanggungjawab perusahan minyak milik negara tersebut.

Kecelakaan Bintaro 1987

Akibat peristiwa itu, sebuah kisah kecelakaan kereta api di masa lalu, tepatnya terjadi di lokasi yang berdekatan dengan lokasi Pondok Betung, Bintaro, kembali menghampiri kenangan masyarakat Indonesia. Tepatnya pada hari Senin 19/10/1987, 25 tahun yang lalu, kecelakaan tragis antara KA 225 jurusan Rangkasbitung – Jakarta dengan kereta cepat KA 220 Tanah Abang – Merak terjadi.

Pagi hari sebelum peristiwa kejadian di pukul 06.45, tersebut, terjadi kesalah pahaman komunikasi antara masinis KA 225 dengan petugas PPKA di stasiun Sudimara. Akibatnya, kedua kereta api tersebut berjalan di jalur rel yang sama, dengan arah yang makin berdekatan.

Kecelakaan dahsyat antara kedua kereta tersebut tak dapat dihindarkan lagi, dan menimbulkan korban jiwa hingga ratusan orang meninggal, juga korban luka yang mencapai ratusan pula jumlahnya.

Ngeri rasanya jika dibayangkan, hanya satu jalur KA antara kedua stasiun tapi diisi oleh dua kereta yang berjalan pada arah yang berlawanan, dengan kecepatan penuh!

Dua kereta api yang sama-sama sarat dengan penumpang, namun seluruhnya tak mengetahui keadaan genting ini, akhirnya pada Senin pagi itu dua KA dengan kecepatan penuh melaju bersama dengan arah saling berlawanan yang pada saat itu hanya ada satu fasilitas jalur rel.

Ditambah, jalur rel di KM 17+252 terdapat tikungan zig-zag yang berbentuk “S” berjarak pendek, tapi dikelilingi pepohonan yang rimbun. Disini sudut pandang cukup terbatas, kedua masinis sama-sama tak dapat melihat dan kedua kereta bertemu secara tiba-tiba.

Dalam keadaan mendadak, tiba-tiba kereta dari arah berlawanan muncul, para masinisnya panik dan tidak sempat mengerem, dan jika dilakukan pun akan percuma, apa yang bisa dilakukan hanyalah meloncat keluar!

Akhirnya tabrakan tak dapat lagi dihindari, kedua KA “bertabrakan muka” di lokasi ± Km 18.75 . Benturannya sedemikian dashyatnya, hingga gerbong pertama persis di belakang lokomotif di kedua kereta langsung menyelimuti masing-masing lokomotifnya.

Efek teleskopik ini menewaskan banyak penumpang, dan mereka yang bernasib malang langsung “tergiling” oleh putaran kipas radiator lokomotif.

Kedua kereta hancur, terguling dan ringsek. Kedua lokomotif, yaitu tipe 303 dengan seriBB 303-17 dan tipe 306 dengan seri BB 306-17 rusak berat. Jumlah korban jiwa 156 orang, dan ratusan penumpang lainnya luka-luka.

Karena itu tidak heran bahwa semua korban tewas berada di gerbong pertama dan di lokomotif. Sesaat setelah tabrakan, tempat itu dipenuhi oleh tangisan, erangan, serta bau darah dari dalam rongsokan kereta.

Jika prosedur dilakukan, maka KA 220 Patas (KA Cepat) yang akan melintas di stasiun Kebayoran secara normal, justru yang harus berhenti menunggu karena stasiun Sudimara penuh, KA 220 yang justru harus mengalah dan berhenti di stasiun Kebayoran untuk menunggu, hingga KA 225 sampai tiba di Kebayoran dan berpapasan di stasiun Kebayoran tersebut dengan KA 220.

Kalo kecelakaan bintaro yang masa lalu sih adanya adu kereta dari arah berlawanan :D

Misteri kecelakaan Bintaro

Lokasi perlintasan kereta api, juga rel di sepanjang daerah Bintaro yang telah memakan ratusan jiwa korban melayang akibat kecelakaan yang terjadi, menimbulkan berbagai spekulasi mengenai keangkeran tempat itu. Banyak masyarakat yang mengaku menjadi saksi munculnya makhluk halus yang menyerupai korban kecelakaan, dan menghubung-hubungkan kejadian ke 2 peristiwa yang sama, yaitu hari Senin.

Ada atau tidaknya kaitan antara kesamaan hari peristiwa itu terjadi, dengan mitos mengenai keangkeran lokasi Bintaro, tentu tak ada satu pun manusia yang bisa menduga. Yang jelas, ketidakdisiplinan dan kesalahpahaman yang dilakukan oleh 1 orang bisa berakibat fatal terhadap banyak orang lain. Jadi selalulah waspada dan taati peraturan lalu lintas.

Sumber :
http://metro.kompasiana.com/2013/12/10/penyebab-tragedi-bintaro-desember-2013-615333.html
http://indocropcircles.wordpress.com/2012/10/17/25-tahun-tragedi-bintaro-senin-19-oktober-1987-2012/

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS